Ini .. adalah cerita yang reeaalll dari hidupku , kalian tauu , ini bener-bener cerita yang bisa buat kamu tanda tanya besarrr , besarr sekaliii , beesaaarrr sekaliii , sekali besar -.- Asli loohhh seriusss duarius seratusrius ane nggak bohong.
Lokasi cerita iniii ada di BALI PARADISE WOOYYY!!
Tepatnya di sebuah hotel di BALIII lohhh ..
Anddd boyysss and giirrrlllll this is my best story . Biarpun baru coba-coba,, ini postingan aku yang gak paling copas looo, kalokk laiinyaa ituuu akuuu , nggak ada. Baru yang ini postinganku. Ini adalah postingan pertamaku :D
MISTERI
HOTEL NUANSA INDAH
Rintik – rintik hujan mengiringi kedesakan di luar hotel malam
itu. Riuh bercampur dengan peluh membawa
suasana semakin gaduh. Setelah perjalanan satu hari dan menikmati suasana Bali,
dalam widya wisata Pulau Bali yang diadakan oleh OSIS SMPN 1 Madiun. Kami
melepas lelah di sebuah hotel yang bernama Hotel Nuansa Indah. Murid segera
mengeluarkan koper dari bagasi bus masing-masing.
“Aduh, matih! Hpku! ada yang lihat HP ku nggak?”
“Eh, itu tasku deh,
perasaan ? ” kata salah seorang anak kepadaku
“Masa’ sih? Oh, iya. Aku salah ambil tas. Hehe, maaf ya”
kataku lalu mengembalikan tas miliknya
Menunggu. Menunggu antrean untuk masuk ke dalam hotel
memang sangat membosankan. Aku hanya berdiri dan menjaga koperku dan milik temanku,
yang sedang mengambil kunci kamar. Akhirnya 1 jam berlalu dan kami masuk hotel.
Ingin rasanya tubuh ini kurebahkan di kasur yang empuk. Mandi lalu tidur adalah
jadwalku setelah ini. Meli, Dita dan Sinta adalah teman sekamarku. Kita masuk
ke kamar bernomor 212.
“Ah, akhirnya masuk kamar. Mandi aah” kata Meli yang
langsung mencari handuk
“Eh nggak bisa, siapa cepat dia dapat.” Dita ternyata tak
butuh waktu lama untuk langsung berada di dalam kamar mandi mendahului Meli.
“Cepet ya, Dit. Jangan lama-lama. Nanti ada yang ganggu
loh!”
“Enggak kok, keramas doang”
kata Dita.
5 menit berlalu, Dita belum juga keluar dari kamar mandi
“Dit,
air hangatnya bisa dipakai apa nggak?” teriakku didepan pintu kamar mandi
“Nggak
bisa, air dingin semua yang keluar” balas Dita.
Sambil menunggu antrean mandi, aku dan lainnya menonton TV sambil
menata pakaian untuk esok hari. Tapi tiba-tiba lampu kamar padam, dan suasana
menjadi gaduh, apalagi Dita yang sedang berada di kamar mandi tak kalah
bingungnya, ia hanya bisa berteriak dari dalam kamar mandi, sementara kami
bertiga keluar kamar. Dan ternyata bukan hanya kamarku yang padam, namun kamar
lainnya juga padam. Suasana di luar hotel tak kalah gaduh, banyak murid
berlarian ke sana-sini, entah mencari pertolongan atau mungkin olahraga malam
disaat lampu padam. Tak lama, lampu hotelpun kembali menyala. Murid kembali masuk kamar masing-masing.
“Eh, aku mau ke kamar anak lain, mau ikut?” kata Meli
“Eh, aku mau ke kamar anak lain, mau ikut?” kata Meli
“Aku, aku ikut!” seru Aku dan Sinta bersamaan
“Loh, Dita gimana? Masa’ ditinggal?” kata Meli
“Oh, iya. Ya udahlah, aku aja dikamar, nungguin Dita”
Kataku lalu mengambil remote TV. Meli dan Sinta pun main ke kamar sebelah.
Saat aku sedang santai menonton TV, tiba-tiba Dita
berteriak dari kamar mandi.
“Ulfa ! Sini cepeet!”
“Kenapa Dit?” jawabku langsung mendatanginya, dan ketika
pintu kamar mandi dibuka, asap mengepul keluar begitu banyak, seperti telah
terjadi kebakaran di dalamnya.
“Astaghfirullah, Dita! Ini kenapa?” tanyaku kaget bukan
kepalang
“Airnya jadi panas mendadak, Fa! Tadinya aku tetap madi
meskipun airnya panas, tapi aku nggak tahan karena panasnya pakai banget.
Tolong ambilkan botol minumanku yang masih utuh. Aku mau ngebilas rambutku sama
air dingin. Panas banget rasanya, kayak kebakar mendadak kepalaku. Cepet!” kata
Dita dengan rentetan kata-katanya yang begitu cepat, yang membuatku semakin
bingung.
Aku segera mencari botol minuman di dalam tasnya.
“Ini!
Ini airnya” kataku langsung menyodorkan
ke Dita.
Setelah
Dita membilas rambutnya, ia keluar dari kamar mandi. Aku segera menyentuh wajah
dan tangannya.
“Badanmu
panas, Dit. Kamu nggak kenapa-kenapa ‘kan?” kataku khawatir
“Iya,
nggak kenapa-kenapa kok, sedikit trauma aja, haha. Eh, air panasnya nggak bisa
mati, nyala terus” kata Dita
“Loh,
kok bisa. Yaudah aku sms anak lain cari petugas hotel buat benerin showernya”
kataku lalu sms Meli dan Sinta
Akhirnya
semua keadaan menjadi tenang kembali. Kami berempat hanya tiduran sambil
menonton TV
“Eh,
boring banget rasanya. Baru jam 8, nih. Ke kamar sebelah lagi yuk” Ajak Sinta.
“Ayok”
kata semua kompak. Namun hanya Sinta yang ke kamar sebelah. Aku, Dita dan Meli
ke lantai bawah, menuju kamar temanku yang lain. Dan sekarang dikamar tersebut
menjadi 7 orang ditambah kedatangan kami bertiga. Kami bercanda tawa
mempraktekan goyangan penyanyi dangdut yang sedang ngetren saat ini. Seperi
goyang itik. Temanku, Tika begitu pandai mempraktekannya. Disaat tawaku sedang
terpingkal-pingkal. Sinta meneleponku, dan menyuruhku serta dua temanku, Meli
dan Dita kembali ke kamar. Setelah kami berempat masuk kamar, Sinta tiba-tiba menangis hingga tersedu-sedu. Aku,
Meli dan Dita hanya bisa bingung melihatnya. Banyak pertanyaan terlontar apa
yang menyebabkan Sinta menangis tiba-tiba seperti itu. Namun ia hanya diam tak
mau menjawab. Sepertinya ada yang Sinta rahasiakan saat dia bermain di kamar
sebelah. Ia hanya mau menceritakannya setelah kami sampai di Madiun.
4
hari berlalu, dan sekarang kami sedang perjalanan pulang menuju Madiun. Kami
pun menagih Sinta untuk menceritakan kejadian membingungkan tersebut.
Ternyata,
saat Sinta sedang di kamar sebelah, salah satu temanku memiliki kemampuan
melihat sesuatu yang tidak terlihat. Ia menceritakan suasana ga’ib begitu
kental di hotel tersebut. Lampu mati, dan air panas yang mendadak diseluruh
kamar hotel juga berhubungan dengan kega’iban tersebut. Ia juga melihat bentuk
rupa dari makhluk tersebut, tak sangka hingga membuat temanku yang memiliki
kemampuan tersebut panik dan ketakutan bukan main hingga menangis. Tak tahan
dengan cerita tersebut, Sinta meneleponku, meminta untuk kembali ke kamar ,
lalu menangis seketika.
Begitu
mengetahui cerita Sinta, aku hanya bisa menarik nafas, dan bersyukur karena aku
berada di kamar lain, sehingga tak mendengar cerita menyeramkan tersebut. Bali
memang kental dengan adat istiadatnya, sesembahan dan sesajen yang mungkin aku
dan teman-teman hanya dapat jumpai secara langsung di Bali ini.
Tak
ada yang tahu kebenaran dibalik kejadian tak terkira di hotel tersebut. Tetapi
yang pasti makhuk ga’ib memang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Namun
hanya Allah Yang Maha Tahu tentang mankhluknya tersebut. Kita hanya bisa
berdo’a kepadaNya dan berusaha dalam kehidupan ini. Huallahu Alam . Hanya Allah
Yang Maha Tahu
Katanya sih yya, itu sambutan dari setan di Hotelnya, soalnya rata-rata muridnya agama Islam, terus di Hotel murid-murid malah pacaran, bukan istirahat.
Jadii ,, yaaa begitulah Bali, kentel banget sesajen-sesajennya. Buat yang mau ke Bali, agamanya Islam, nggak usah mikir macem-macem disana, nggak usah ngelokne, ngelokne ituu .. gimana yaa ituu bahasa Ostrali soalnya, ngelokne ituuu ,, sshhh anuu, mengelokkan . Nah itu -- mengelokkan apapun apa-apanya Bali *ancur* Nggak usah ngomong yang mengelokkan ato apalah ke Bali. Pikirin aja, uang sangumu muat buat berapa hari lagi di Bali. Keyyyy ???
Wassalam ______________________________________________________